ini blog ku silah kan anda menikmati

About Us

Pages

Minggu, 19 Juni 2011

Perdamaian telah menjadi kemewahan

Orang yang paling beradab dan religius di antara sesamanya, diberbagai usia, bisa membunuh dengan alasan apapun, demi sebidang tanah, seorang wanita, demi yang disebut “kehormatan”, kekuasaan - demi apapun dan segalanya yang bias dibayangkan. Ya, apapun bisa memicu suatu konflik, perkelahian, pertempuran, perang. Dan, pihak yang menang akan menulis sejarah yang sesuai dengan selera mereka, ini telah berlangsung selama ribuan tahun.
Tentu, seperti yang telah saya katakana, ada jeda-jeda pendek – jeda-jeda damai. Namun, jeda-jeda tersebut tidak mengubah sejarah kita. Malahan, setelah masing-masing jeda, kita menjadi semakin keras dan kasar. Dan kita mencapai puncak, klimaksnya ketika kita menjatuhkan bom ke Hiroshima dan Nagasaki.
“Kita” menjatuhkan bom ke dua kota itu. Sebagai warga dunia, kita semua bertangtungjawab atas pengeboman tersebut. Sama bertanggungjawabnya adalah warga negara Jepang, penduduk kedua kota tersebut, yang tidak menolak kebijakan agresif pemerintahannya. Kita semua bersalah.
Saya katakan diawal, bahwa kita mencapai puncak kekerasan dengan pengeboman Hiroshima dan Nagasaki. Tetapi, kita tidak juga turun dari puncak tersebut – tidak ada usaha untuk turun dari puncak. Pada kenyataannya, kita justru menetapkan standar baru dalam kekerasan. Puncak yang kita capai menandai suatu standar baru dalam kekerasan.
Ada lebih dari 3000 peristiwa konflik berdarah, pertempuran, dan peperangan selama dua ribu tahun silam sejarah manusia. Dan, sampai hari ini dunia masih mengalami peperangan. Ada konflik sesama benua. Tidak ada satu benua pun sepenuhnya bebas dari kekerasan.


Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar